Matik mewah Honda PCX kembali sukses tebarkan pesonanya. Tampil dalam balutan kain khas Batak Ulos, Honda PCX berhasil mencuri perhatian ribuan pengunjung kegiatan Parade Budaya yang digelar Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara (Sumut) di Jl. Stadion (Samping Sadion Teladan Medan) pada Minggu, 24 Februari 2019. Ketertarikan pada Honda PCX Ulos terlihat dengan membludaknya para pengunjung yang antusias ingin mengabadikan diri bersama PCX istimewa dari Honda ini.
Kehadiran PCX Ulos dalam kegiatan bertemakan “ Membangun Sumatera Utara Utara Bermartabat dan Berbudaya“ ini sendiri merupakan bentuk dukungan Honda pada kegiatan positif yang tidak hanya menyajikan hiburan dan beragam hadiah menarik pada masyarakat, namun turut mengajak generasi muda zaman now atau yang biasa disebut generasi millenial untuk mengenal dan mencintai budaya yang diwujudkan lewat kompetisi musik etnik yang terbukti mengundang minat generasi muda berbakat Sumut.
Membalut matik berkelas PCX dengan Ulos sendiri merupakan bentuk penghormatan Honda terhadap alah satu budaya Sumut yang telah melegenda. Dimana Ulos merupakan kain tenun khas Batak, Sumut yang dikembangkan secara turun temurun. Berbentuk selendang, kain sakral ini merupakan simbol restu, kasih sayang, dan persatuan, sesuai dengan pepatah Batak yang berbunyi “ Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong, “ yang artinya, “ Jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya, maka ulos adalah pengikat kasih sayang antar sesama”.
Leo Wijaya, Direktur PT Indako Trading Coy selaku main dealer Honda di wilayah Sumut mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi segala kegiatan yang mengandung nilai-nilai untuk melestarikan budaya Sumatera Utara. Karena itu pihaknya juga turut memberikan dukungan dengan menghadirkan Honda PCX yang berhiaskan kain Ulos khas Batak sebagai salah satu upaya berkontribusi mempersatukan ikatan hati masyarakat Sumatera Utara.
“ Moment ini tentu sangat tepat untuk menanamkan kecintaan masyarakat terhadap budaya, terutama para generasi millenial Sumut, sehingga mereka semakin mengenal, mencintai dan bangga akan kekayaan seni dan budayanya sendiri, “ ujar Leo Wijaya.
Sementara itu Gunarko Hartoyo, Corporate and Marketing Communication Manager PT Indako Trading Coy mengungkapkan bahwa seiring dengan perkembangan zaman, para generasi muda semakin dimanjakan dengan segala kemudahan teknologi yang dengan mudahnya membawa budaya dari luar yang dikhawatirkan dapat mengikis rasa cinta mereka terhadap budaya di negerinya sendiri. “ Kami meyakini bahwa kegiatan ini dapat memupuk rasa nasionalisme para generasi millenial. Dengan memanfaatkan teknologi, generasi muda tentunya dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi tentang budaya Indonesia, karena saatnya kita peduli akan budaya kita sendiri, “ ujar Gunarko.